Komunitas Muslim AS sadar sekolah umum begitu rentan terhadap kemurnian ajaran-ajaran Islam. Itulah sebabnya, keluarga Muslim AS mulai melirik sekolah model 'Home Scholling' guna menghindarkan anak-anak dari hal yang bertentangan dengan keyakinannya.
Peneliti Institut Riset Pendidik Nasional, D Ray mengatakan ada kecenderungan meningkat jumlah anak-anak Muslim yang berminat bersekolah di 'home scholling.' Alasannya, mereka ingin menanamkan betul nilai-nilai agama dan keluarga pada anak-ana mereka. "Mereka tidal lagi percaya dengan sekolah umum," kata dia seperti dikutip dari onislam.net, Kamis (23/2).
Profesor Kedokteran, Universitas Maryland, Faheem Younis mengaku heran dengan kecenderungan keluarga Muslim untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada sekolah 'home Scholling'. "Jika tujuannya melindungi anak-anak dari pengaruh masyarakat, ya semoga sukses," kata dia.
Data Departemen Pendidikan AS tahun 2007 menyebutkan ada sekitar 1,5 huta jiwa siswa 'home Schooling' di AS. Sebagian besar dari siswa 'home shcooling' adalah anak-anak dari keluarga Kristen.
Besarnya minat keluarga AS untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah 'home schooling' karena siswa yang menjalani pendidikan di rumah unggul secara akademis. "Tingkat prestasinya kira-kira lebih tinggi 15-30 persen dari sekolah umum," demikian data Departemen Pendidikan Nasional AS.
Seorang Muslimah dari Maryland, Cilia Ndiaya, menilai apa yang dilakukan keluarga Kristen dapat pula dilakukan keluarga Muslim. Namun, bila mengacu dari konteks usaha Muslim untuk berintegrasi dengan masyarakat AS maka 'home Shcooling' melanjutkan isolasi komunitas Muslim dari masyarakat AS.
Peneliti Institut Riset Pendidik Nasional, D Ray mengatakan ada kecenderungan meningkat jumlah anak-anak Muslim yang berminat bersekolah di 'home scholling.' Alasannya, mereka ingin menanamkan betul nilai-nilai agama dan keluarga pada anak-ana mereka. "Mereka tidal lagi percaya dengan sekolah umum," kata dia seperti dikutip dari onislam.net, Kamis (23/2).
Profesor Kedokteran, Universitas Maryland, Faheem Younis mengaku heran dengan kecenderungan keluarga Muslim untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada sekolah 'home Scholling'. "Jika tujuannya melindungi anak-anak dari pengaruh masyarakat, ya semoga sukses," kata dia.
Data Departemen Pendidikan AS tahun 2007 menyebutkan ada sekitar 1,5 huta jiwa siswa 'home Schooling' di AS. Sebagian besar dari siswa 'home shcooling' adalah anak-anak dari keluarga Kristen.
Besarnya minat keluarga AS untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah 'home schooling' karena siswa yang menjalani pendidikan di rumah unggul secara akademis. "Tingkat prestasinya kira-kira lebih tinggi 15-30 persen dari sekolah umum," demikian data Departemen Pendidikan Nasional AS.
Seorang Muslimah dari Maryland, Cilia Ndiaya, menilai apa yang dilakukan keluarga Kristen dapat pula dilakukan keluarga Muslim. Namun, bila mengacu dari konteks usaha Muslim untuk berintegrasi dengan masyarakat AS maka 'home Shcooling' melanjutkan isolasi komunitas Muslim dari masyarakat AS.
0 comments:
Posting Komentar