Spekulasi terus berkembang apabila perang Israel dan Iran benar-benar terjadi. Seorang guru besar ilmu politik di East Tennessee State University, Dilshod Achilov memprediksi apabila perang ini benar-benar terjadi maka akan ada bencana dunia. "Kiamat bagi dunia yang dimulai dari Timur Tengah," ungkapnya dalam wawancara yang dilansir Haaretz, Selasa (28/2).
Setelah memicu harga minyak melambung tinggi, maka perang akan memperparah kondisi ekonomi dunia. Menurut Achilov setidaknya ada tiga spekulasi yang akan terjadi ketika perang itu berlangsung. Pertama konflik yang terus menyebar dan melibatkan semua paham Islam termasuk Sunni, yang dipimpin negara Arab Saudi dan Uni Emirat.
Kedua, negara barat dan sekutu akan menjadi sasaran target penyerangan dan kehancuran. "Paham radikal agama akan kembali bermunculan dan gerakan perjuangannya akan merugikan negara barat dan sekutu AS," ungkapnya. Ketiga konflik ini malah akan mempercepat kepemilikan senjata di wilayah Timur Tengah. Termasuk kompetisi untuk mencapai senjata nuklir.
Achilov juga menyebut potensi dua negara besar Cina dan Rusia yang berposisi tidak mendukung keputusan apa pun untuk menyerang Iran. Sangat mungkin, Cina dan Rusia akan membantu Teheran dan pihak yang menentang AS dan sekutunya. "Termasuk menyediakan pasokan senjata bagi Teheran," ungkapnya.
Bisa jadi mekanisme pertahanan utama udara Iran misal, didasarkan pada sistem buatan Rusia. Cina pun tak diragukan akan berperan mengingat negara itu telah memperjelas kepentingannhya di Iran, baik secara ekonomi dan strategis, plus kerjasama militer yang signifikan. Rusia dan China juga mendukung rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Dukungan dan penolakan terhadap perang telah muncul di Teheran dan Tel Aviv. Sementara sekutu barat Israel, terutama Amerika Serikat, telah mendesak negara Yahudi itu untuk berhati-hati menyangkut serangan militer Israel ke Iran.
Setelah memicu harga minyak melambung tinggi, maka perang akan memperparah kondisi ekonomi dunia. Menurut Achilov setidaknya ada tiga spekulasi yang akan terjadi ketika perang itu berlangsung. Pertama konflik yang terus menyebar dan melibatkan semua paham Islam termasuk Sunni, yang dipimpin negara Arab Saudi dan Uni Emirat.
Kedua, negara barat dan sekutu akan menjadi sasaran target penyerangan dan kehancuran. "Paham radikal agama akan kembali bermunculan dan gerakan perjuangannya akan merugikan negara barat dan sekutu AS," ungkapnya. Ketiga konflik ini malah akan mempercepat kepemilikan senjata di wilayah Timur Tengah. Termasuk kompetisi untuk mencapai senjata nuklir.
Achilov juga menyebut potensi dua negara besar Cina dan Rusia yang berposisi tidak mendukung keputusan apa pun untuk menyerang Iran. Sangat mungkin, Cina dan Rusia akan membantu Teheran dan pihak yang menentang AS dan sekutunya. "Termasuk menyediakan pasokan senjata bagi Teheran," ungkapnya.
Bisa jadi mekanisme pertahanan utama udara Iran misal, didasarkan pada sistem buatan Rusia. Cina pun tak diragukan akan berperan mengingat negara itu telah memperjelas kepentingannhya di Iran, baik secara ekonomi dan strategis, plus kerjasama militer yang signifikan. Rusia dan China juga mendukung rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Dukungan dan penolakan terhadap perang telah muncul di Teheran dan Tel Aviv. Sementara sekutu barat Israel, terutama Amerika Serikat, telah mendesak negara Yahudi itu untuk berhati-hati menyangkut serangan militer Israel ke Iran.